Rabu, 19 Desember 2012

MĀGANDIYA SUTTA

Tempat: Negara Kuru, Kota Kuru (Kammāsadhamma), di sebidang tempat beralaskan rumput di ruang seorang brahmana yang termasuk dalam kelompok Bhāradvāja.
Latar Belakang: Khotbah tersebut disampaikan kepada Magandiya, seorang ahli filsafat hedonis, yang beranggapan bahwa Sang Buddha adalah penghancur pertumbuhan.
Inti Sutta: Sang Buddha menjelaskan tentang bahaya-bahaya didalam kesenangan indera, manfaat meninggalkan keduniawian dan makna Nibbana.
·         Bahaya dari kesenangan indera
Mahkluk-mahkluk yang belum terbebas dari nafsu kesenangan indera, yang masih terbakar oleh nafsu indera, masih bermanja-manja pada kesenangan indera, semakin meningkatkan nafsu kesenangan tersebut, maka tidak akan terbebas dari kehausan dan tidak akan mencapai kedamaian. Demikian juga mahkluk-mahkluk yang telah meninggalkan nafsu indera, dan telah memahami asal mulanya, lenyapnya, pemuasannya, bahayanya dan jalan keluar dari kesenangan indera, maka mereka akan berdian bebas dari kehausan dan mencapai kedamaian.
·         Nibbana
Sang Buddha menyatakan “Yang terbesar dari semua perolehan adalah kesehatan, Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi, Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah jalan terbaik disemua jalan-jalan, karena ia membawa dengan aman menuju tanpa kematian”. Orang yang memiliki kesehatan dan mempunyai visi untuk meninggalkan keinginan dan nafsu jasmani terhadap panca khanda ditinggalkan, maka akan dapat melihat Nibbana. Dengan berhentinya kemelekatan, maka terjadilah berhentinya dumadi, berhentinya kelahiran, dengan berhentinya kelahiran, penuaan dan kematian, kesengsaraan, ratap tangis, rasa sakit, kesedihan dan keputusasaan pun berhenti dan berhentilah seluruh masa penderitaan.
Kesimpulan:
Magandiya yang berasal dari sekte lain akhirnya ingin meninggalkan keduniawian dan mencoba hidup di dalam Dhamma dan vinaya dan akhirnya menjadi Arahat.

Pesan Moral:
Berusahalah untuk menjaga indera indera agar tidak menimbulkan kemelekatan dan penderitaan pun dapat ditekan.

Referensi:
Bhikkhu Nanamoli. 2007. Majjhima Nikaya 4. Klaten: Vihara Bodhivamsa.